Profil Desa Kepurun

Ketahui informasi secara rinci Desa Kepurun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kepurun

Tentang Kami

Desa Kepurun di Manisrenggo, Klaten, merupakan desa budaya yang merevitalisasi sejarah melalui konsep "Lumbung Mataram". Desa ini memadukan wisata edukasi pertanian tradisional Jawa dengan pelestarian seni dan budaya, menjadikannya destinasi yang unik di

  • Konsep "Lumbung Mataram"

    Kepurun secara inovatif mengangkat warisan sejarahnya sebagai lumbung pangan Kerajaan Mataram menjadi sebuah konsep desa wisata agrokultural yang edukatif dan berdaya saing.

  • Pusat Edukasi Pertanian Tradisional

    Desa ini berfungsi sebagai "laboratorium hidup" di mana pengunjung dapat belajar dan merasakan secara langsung kearifan lokal dalam sistem pertanian Jawa kuno, mulai dari proses membajak hingga panen.

  • Pelestarian Budaya Jawa yang Holistik

    Lebih dari sekadar pertanian, Kepurun secara aktif melestarikan dan menampilkan berbagai unsur budaya Jawa, termasuk kuliner, kesenian dan upacara adat, menjadikannya sebuah "Kampung Budaya" yang otentik.

XM Broker

Di lereng Gunung Merapi yang subur, di mana sejarah dan tanah menyatu, Desa Kepurun di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, tidak hanya menanam padi, tetapi juga menanam kembali memori dan keagungan masa lalu. Desa ini secara sadar dan terencana telah mengubah identitas agrarisnya menjadi sebuah narasi besar bertajuk "Lumbung Mataram." Ini bukanlah sekadar jenama, melainkan sebuah gerakan kebudayaan untuk merevitalisasi peran historis wilayah tersebut sebagai lumbung pangan bagi peradaban Mataram. Melalui konsep desa wisata edukasi ini, Kepurun mengajak pengunjung untuk tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga untuk menyelami kembali kearifan, filosofi, dan kerja keras yang terkandung dalam setiap bulir padi. Profil Desa Kepurun ialah sebuah kisah tentang sebuah komunitas yang menemukan masa depannya dengan menggali dan memuliakan kembali akar sejarahnya yang gemilang.

Geografi dan Tanah Warisan Mataram

Secara geografis, Desa Kepurun terletak di kawasan lereng selatan Gunung Merapi yang memiliki tanah vulkanik subur dan sumber air yang melimpah. Luas wilayah desa ini tercatat seluas 246,5 hektare atau sekitar 2,47 kilometer persegi. Kesuburan tanah warisan Merapi inilah yang secara historis menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat pertanian terpenting di Jawa, yang mampu menopang kehidupan kerajaan-kerajaan besar di masa lalu. Posisi geografis ini juga menempatkan Kepurun dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB), sebuah tantangan yang dijawab oleh masyarakatnya dengan budaya siaga yang tinggi.

Secara administratif, Desa Kepurun berbatasan dengan beberapa desa lain di Kecamatan Manisrenggo. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Tegalmlati. Di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Kranggan. Sementara itu, batas selatan Desa Kepurun ialah Desa Tijayan, dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kemalang.

Berdasarkan data kependudukan per Oktober 2025, Desa Kepurun dihuni oleh sekitar 4.600 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka 1.862 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya merupakan petani dan peternak yang menjadi aktor utama dalam mewujudkan visi Lumbung Mataram.

Lumbung Mataram: Revitalisasi Sejarah dalam Wujud Agrowisata

Konsep "Lumbung Mataram" merupakan inisiatif cerdas dari pemerintah desa dan masyarakat Kepurun untuk mengangkat potensi desa ke tingkat yang lebih tinggi. Alih-alih hanya menjadi desa penghasil padi, Kepurun mentransformasikan seluruh siklus pertaniannya menjadi sebuah atraksi eduwisata yang menarik. Tujuannya ialah untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali nilai-nilai luhur serta teknologi pertanian tradisional Jawa yang mulai terlupakan oleh generasi modern.

Sebagai desa wisata edukasi, Lumbung Mataram menawarkan serangkaian pengalaman otentik bagi pengunjung. Atraksi utama meliputi:

  • Demonstrasi Bajak Kerbau: Pengunjung dapat menyaksikan secara langsung proses membajak sawah menggunakan tenaga kerbau, sebuah pemandangan yang kini sudah sangat langka. Pengunjung yang berani bahkan dapat mencoba langsung sensasi mengendalikan kerbau di atas lumpur sawah.

  • Praktik Tanam dan Panen Tradisional: Desa ini menyelenggarakan simulasi proses tanam padi (tandur) dan panen menggunakan ani-ani, lengkap dengan upacara adatnya seperti wiwitan, sebuah ritual memohon izin kepada Dewi Sri sebelum panen dimulai.

  • Pengolahan Hasil Panen: Pengunjung diajak untuk melihat dan mencoba proses mengubah gabah menjadi beras menggunakan alat-alat tradisional seperti lesung dan alu, diiringi oleh alunan musik ritmis gejog lesung.

Seluruh kegiatan ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga sebuah proses pembelajaran yang mendalam tentang filosofi agraris Jawa yang menghargai harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Pengelolaan atraksi ini dilakukan secara profesional oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), memastikan bahwa kegiatan ini memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat.

Kampung Budaya: Merawat Seni dan Tradisi Jawa

Konsep Lumbung Mataram diperkaya lebih lanjut dengan pengembangan "Kampung Budaya." Desa Kepurun menyadari bahwa pertanian dalam peradaban Jawa tidak pernah terlepas dari ekspresi seni dan budaya. Oleh karena itu, desa ini juga secara aktif melestarikan dan menampilkan berbagai kesenian tradisional. Pengunjung dapat menikmati alunan musik gamelan, melihat pertunjukan tarian lokal, dan belajar tentang arsitektur rumah Jawa melalui bangunan-bangunan joglo yang difungsikan sebagai balai pertemuan atau galeri.

Aspek kuliner juga menjadi bagian penting dari pengalaman di Kampung Budaya Kepurun. Wisatawan akan disuguhi hidangan-hidangan otentik khas pedesaan yang dimasak dengan resep warisan dan menggunakan bahan-bahan segar hasil dari sawah dan kebun warga. Menikmati hidangan di tengah suasana sawah yang asri menjadi sebuah pengalaman yang menyempurnakan kunjungan ke Lumbung Mataram. Melalui pendekatan holistik ini, Desa Kepurun berhasil menciptakan sebuah ekosistem pariwisata di mana pertanian, seni, budaya, dan kuliner saling berkelindan dan menguatkan satu sama lain.

Perekonomian yang Tumbuh dari Akar Budaya

Inisiatif Lumbung Mataram dan Kampung Budaya telah berhasil menciptakan mesin ekonomi baru bagi Desa Kepurun. Sektor pariwisata kini menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan di samping sektor pertanian yang sudah mapan. Kehadiran wisatawan telah membuka berbagai peluang usaha baru bagi masyarakat, seperti penyediaan jasa pemandu wisata, penyewaan homestay, serta penjualan produk UMKM berupa suvenir, kerajinan tangan, dan makanan olahan.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi dapat berjalan seiringan. Dengan menjadikan budayanya sebagai aset utama, Desa Kepurun berhasil menciptakan model pembangunan yang berkelanjutan, yang tidak hanya menghasilkan keuntungan materi, tetapi juga memperkuat jati diri dan rasa bangga masyarakatnya. Fondasi pertanian yang produktif tetap menjadi penopang utama, memastikan bahwa seluruh atraksi yang ditampilkan tetap otentik dan berakar kuat pada kehidupan nyata masyarakat Desa Kepurun.